You are here

IMAN DAN TANGGUNG JAWAB

Submitted by administrator on May 17, 2017 - 9:21am
Author: 
Fernando Hutahaean


Iman dan Tanggung Jawab

Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia - sia lah usaha orang yang membangunnya; jikalau bukan TUHAN yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga. Sia-sialah kamu bangun pagi-pagi dan duduk-duduk sampai jauh malam, dan makan roti yang diperoleh dengan susah payah  —  sebab Ia memberikannya kepada yang dicintai-Nya pada waktu tidur. (Maz 127:1, 2).

Jadi bagaimana, kita tidak perlu bekerja lagi? Toh Tuhan sudah berjanji untuk memberikan rejeki kepada orang yang dicintaiNya, bahkan saat dia tertidur. Ya, tertidur..! Dan, bukankah kita adalah orang-orang yang dicintai oleh Tuhan? Dengan demikian lengkaplah alasan kita untuk bersantai, tanpa perlu bersusah-payah, rezeki akan datang dengan sendirinya tanpa perlu bertanggung jawab. Demikianlah kira-kira maksud ayat di atas.

Benarkah?

Bila dibaca sepintas tanpa memperhatikan ayat-ayat lain di Alkitab, kita tiba pada kesimpulan yang keliru, bahwa ayat tersebut meniadakan tanggung jawab untuk bekerja dengan rajin. Namun ternyata ada ayat-ayat lain yang ‘menentang’ ayat diatas. Salah satu contohnya adalah ini, “Tidur sebentar lagi, mengantuk sebentar lagi, melipat tangan sebentar lagi untuk tinggal berbaring"  — maka datanglah kemiskinan kepadamu seperti seorang penyerbu, dan kekurangan seperti orang yang bersenjata.” (Ams 6:10, 11).

Jadi bagaimana?

Yang benar adalah, Allah tidak menyukai pemalas atau orang yang tidak bersedia bertanggung jawab untuk dirinya. Pada sisi yang lain, Allah juga tidak menyukai orang yang bersikap bahwa seluruh pencapaiannya adalah semata-mata hasil usahanya sendiri, terlepas dari Allah. Hindarkanlah kedua sisi ekstrim itu. Belajar dan bekerjalah bersama dengan Allah.

Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu. (Ams 3:6)

 

 

Facebook comments